Gambar Sampul Matematika · Bab 3 Induksi Matematika
Matematika · Bab 3 Induksi Matematika
Abdur Rahman As’ari, Ipung Yuwono, Makbul Muksar, Tjang Daniel Chandra, Latifah Mustofa L., Latiful Anwar, Nur Atikah, Dahliatul Hasanah, Syaiful Hamzah Nasution, dan Vita Kusumasari

22/08/2021 10:08:24

SMA 12 K-13

Lihat Katalog Lainnya
Halaman
Kompetensi DasarPengalaman BelajarKompetensi Dasar Dan Pengalaman BelajarInduksi MatematikaBab3Melalui pembelajaran Induksi matematis siswa memperoleh pengalaman belajar:1.Mengamati dan menemukan pola induksi matematis2.Memanipulasi bentuk aljabar untuk membuktikan suatu pernyataan3.Menduga keberlakuan suatu pernyataan matematis4.Membuktikan suatu pernyataan menggunakan induksi matematis5.Menemukan kesalahan dalam pernyataan matematis1.1.Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya 2.1.Menghayati perilaku disiplin, sikap kerjasama, sikap kritis dan cermat dalam bekerja menyelesaikan masalah kontekstual. 2.2.Memiliki dan menunjukkan rasa ingin tahu, motivasi internal, rasa senang dan tertarik dan percaya diri dalam melakukan kegiatan belajar ataupun memecahkan masalah nyata3.5.Mendeskripsikan prinsip induksi matematis dan menerapkannya dalam membuktikan rumus jumlah deret persegi dan kubik.4.5.Mengidentifikasi, menyajikan model matematika dan menyelesaikan masalah induksi matematis dalam membuktikan rumus jumlah deret persegi dan kubik.
Beberapa cabang ilmu dalam Matematika yang diperkenalkan oleh al-Khawarizmi seperti: geometri, aljabar, aritmatika dan lain-lain. Geometri merupakan cabang kedua dalam matematika. Isi kandungan yang diperbincangkan dalam cabang kedua ini ialah asal-usul geometri dan rujukan utamanya ialah Kitab al-Ustugusat [The Elements] hasil karya Euclid : geometri dari segi bahasa berasal daripada perkataan yunani yaitu ‘geo’ yang berarti bumi dan ‘metri’ berarti pengukuran. Dari segi ilmu, geometri adalah ilmu yang mengkaji hal yang berhubungan dengan magnitud dan sifat-sifat ruang. Geometri ini dipelajari sejak zaman Firaun [2000-SM]. Kemudian Thales Miletus memperkenalkan geometri Mesir kepada Yunani sebagai satu sains dalam kurun abad ke 6 SM. Seterusnya sarjana Islam telah menyempurnakan kaidah pendidikan sains ini terutama pada abad ke 9MAlgebra/aljabar merupakan nadi matematika. Karya Al-Khawarizmi telah diterjemahkan oleh Gerhard of Gremano dan Robert of Chaster ke dalam bahasa Eropa pada abad ke-12. sebelum munculnya karya yang berjudul ‘Hisab al-Jibra wa al Muqabalah yang ditulis oleh al-Khawarizmi pada tahun 820M. Sebelum ini tak ada istilah aljabar.Pribadi al-KhawarizmiKepribadian al-Khawarizmi telah diakui oleh orang Islam maupun dunia Barat. Ini dapat dibuktikan bahawa G.Sarton mengatakan bahwa“pencapaian-pencapaian yang tertinggi telah diperoleh oleh orang-orang Timur....” Dalam hal ini Al-Khawarizmi. Tokoh lain, Wiedmann berkata...." al-Khawarizmi mempunyai kepribadian yang teguh dan seorang yang mengabdikan hidupnya untuk dunia sains".Sumber:http://bacabiografi.blogspot.com/2011/05/biografi-al-khawarizmi-ilmuan-muslim.htmlHikmah yang dapat dipetik: Belajar ilmu merupakan kegiatan sepanjang hanyat. Biografi Al-KhawarizmiSumber: Kemdikbud
Peta KonsepInduksi MatematisInduksi MatematisPenggunaanPrinsip Induksi MatematisPenggunaan Prinsip Induksi Matematis KuatPrinsip Induksi MatematisPrinsip Induksi Matematis KuatEkuivalenInduksi Matematis Kuatterdiri atasmembahasmembahas
Kelas XII SMA/MA130Subbab 3.1 Induksi MatematisKegiatan 3.1.1 Penalaran Induktif Dan DeduktifPenalaran induktif dan deduktif adalah dua cara mengambil kesimpulan. Jika penalaran deduktif berangkatnya dari sesuatu yang berlaku secara umum ke sesuatu yang khusus, penalaran induktif justru sebaliknya. Penalaran induktif diperoleh dari menyimpulkan kasus-kasus. Penalaran induktif biasanya digunakan untuk mengembangkan pengetahuan yang bersifat empiris, dan penalaran deduktif biasanya digunakan untuk mengembangkan pengetahuan yang bersifat abstrak. Namun demikian, dua cara ini perlu dimiliki siswa yang sedang belajar, termasuk belajar matematika. Dengan penalaran induktif, siswa akan sampai pada suatu pernyataan yang dikenal dengan istilah konjektur (dalam bahasa Inggris disebut conjecture) yang belum tentu benar secara mutlak. Dengan penalaran deduktif, kebenaran yang diperoleh merupakan kebenaran mutlak. Bagaimana dengan induksi matematis, apakah ini termasuk penalaran induktif atau deduktif? Mari kita perhatikan contoh-contoh berikut.Ayo MengamatiContoh 3.1Perhatikan pernyataan berikut.Apapun bilangan asli yang kita substitusikan pada n dalam bentuk n2n + 41, maka hasilnya pasti bilangan prima. Mari kita substitusikan beberapa bilangan asli berturut-turut ke dalam tabel berikut.
MatematikaKurikulum 2013131nNilai n2n +41Prima/Bukan Prima141Bilangan prima243Bilangan prima347Bilangan prima453Bilangan prima561Bilangan prima671Bilangan prima783Bilangan prima897Bilangan prima9113Bilangan prima10131Bilangan primaDari kolom ketiga di atas, tampak bahwa semua bilangan adalah bilangan prima. Kalau kita menggunakan kasus-kasus di atas untuk mengambil kesimpulan, maka kita dapat menyimpulkan bahwa n2n + 41 adalah bilangan prima untuk apapun bilangan n-nya. Penalaran semacam ini kita sebut penalaran induktif.Penalaran semacam ini sah-sah saja, dan ini yang sering terjadi dalam pengembangan ilmu-ilmu alam atau sosial. Kesimpulannya diperoleh dengan cara induktif. Di dalam matematika, kebenaran suatu pernyataan itu harus bersifat absolut/mutlak. Kalau dikatakan bahwa n2n + 41 adalah bilangan prima untuk setiap bilangan asli n, maka pernyataan ini harus benar untuk bilangan asli apapun. Sayangnya, pernyataan bahwa n2n + 41 adalah bilangan prima untuk setiap n bilangan asli adalah tidak benar.
Kelas XII SMA/MA132Sebagai contoh, untuk n = 41 maka nilai n2n + 41 adalah bilangan yang habis dibagi 41. Karenanya, untuk n = 41, nilai n2n + 41 adalah 412 41 + 41 = 412 yang jelas bukan bilangan prima. Artinya, kesimpulan dari hasil penalaran induktif tidak selalu benar untuk semua nilai n. Oleh karenanya secara matematis tidak bisa diterima sebagai kebenaran mutlak. Contoh 3.2Jika p adalah bilangan prima, maka kita cenderung mengambil kesimpulan dari penalaran induktif bahwa 2p 1 adalah bilangan prima juga. Mengapa demikian?Coba kita substitusikan beberapa bilangan.Jika p = 2, 3, 5, 7 maka 2p1 akan bernilai 3, 7, 31, 127 yang semuanya adalah bilangan prima. Tetapi, kalau kita substitusikan p = 11, maka hasilnya adalah 2047 yang bukan bilangan prima. Sebab 2.047 memiliki faktor lain selain 1 dan 2047 yaitu antara lain 23 dan 89. Periksalah bahwa 23 × 89 = 2.047.Jadi, penalaran induktif yang umum seperti itu tidak menjamin diperolehnya pernyataan yang benar untuk setiap bilangan asli.Contoh 3.3Sekarang perhatikan pertidaksamaan n <2n. Apakah pertidaksamaan itu benar untuk semua bilangan asli n?Mari kita periksa kebenaran pertidaksamaan tersebut dengan mensubstitusikan 10 bilangan asli yang pertama ke dalam tabel berikut.nn <2nBenar/Salah11 < 22 = 2Benar22 < 22 = 4Benar33 < 23 = 8Benar
MatematikaKurikulum 2013133nn <2nBenar/Salah44 < 24 = 16Benar55 < 25 = 32Benar66 < 26 = 64Benar88 < 28 = 256Benar99 < 29 = 512Benar1010 < 210 = 1024BenarUntuk 10 bilangan asli yang pertama tampak bahwa pertidaksamaan ini benar. Kenyataannya ini juga berlaku bahwa apapun bilangan asli n tertentu yang kita pilih, maka pertidaksamaan n< 2n ini juga akan benar.Apakah dengan kegiatan penalaran induktif ini kita sudah membuktikan dan menyimpulkan bahwa pertidaksamaan n< 2n benar untuk semua bilangan asli n?Contoh 3.4Selidiki untuk bilangan asli n mana saja pertidaksamaan 3n>n3 bernilai benar.Dengan mengunakan tabel berikut, kita akan mengecek kebenaran pertidaksamaan di atas untuk 8 bilangan asli yang pertama.n3n> n3Benar/Salah13 = 31 > 13 = 1Salah29 = 32 > 23 = 8Salah327 = 33 > 33 = 27Salah481 = 34 > 43 = 64Benar5243 = 35 > 53 = 125Benar6729 = 36 > 63 = 216Benar72.187 = 37 > 73 = 343Benar86.561 = 38 > 83 = 512Benar
Kelas XII SMA/MA134Dari tabel di atas, tampak bahwa untuk tiga bilangan asli pertama, pertidaksamaan bernilai salah. Pertidaksamaan baru bernilai benar setelah bilangan asli 4 ke atas.Dengan kegiatan penalaran induktif, dapat disimpulkan bahwa pertidaksamaan 3n>n3 benar untuk semua bilangan asli n yang lebih atau sama dengan 4. Penarikan kesimpulan secara induktif yang umum ini tidak bisa diterima sebagai kebenaran mutlak di dalam matematika.Lain halnya dengan induksi matematis. Prinsip induksi matematis merupakan teorema yang dapat dibuktikan kebenarannya (bukti teorema tersebut dapat kamu pelajari pada Buku Matematika di Perguruan Tinggi). Kebenaran yang diperoleh pada Prinsip Induksi Matematis merupakan kebenaran yang berlaku dalam semesta pembicaraannya. Dengan demikian, prinsip induksi matematis merupakan penalaran deduktif. Prinsip induksi matematis itulah yang akan kita pelajari sekarang. Ayo Menanya??Kalau Anda sudah membaca pendahuluan di atas, khususnya di bagian akhir, tentunya Anda pasti ingin tahu tentang apa induksi matematis itu. Mungkin Anda akan bertanya: 1.Apa sebenarnya induksi matematis itu?2.Apa bedanya induksi matematis dengan penalaran induktif yang biasa kita kenal itu?3.Untuk hal yang bagaimana induksi matematis itu digunakan?4.Mengapa induksi matematis bisa diterima sebagai prinsip pembuktian yang valid dalam matematika (penalaran deduktif)? Sekarang, tuliskan pertanyaan Anda pada tempat yang disediakan berikut. Buatlah pertanyaan yang berkenaan dengan apa yang Anda amati pada induksi matematis. Sila tuliskan pertanyaan Anda di kotak berikut atau di buku catatan Anda.
MatematikaKurikulum 2013135Ayo Menggali Informasi+=+Mudah-mudahan Anda semua mempertanyakan 1.Apa sebenarnya induksi matematis itu?2.Mengapa induksi matematis merupakan suatu penalaran deduktif?3.Bagaimana menggunakan induksi matematis dalam pembuktian suatu pernyataan? Kalau Anda menanyakan ini, berarti Anda memang ingin memahami apa yang dimaksud dengan induksi matematis, mengapa induksi matematis merupakan suatu penalaran deduktif, dan bagaimana induksi matematis digunakan dalam pembuktian matematis. Sekarang perhatikan tahap awal penalaran dalam Induksi Matematis.Induksi Matematis: Tahap AwalPerhatikan P(n) suatu pernyataan yang berkenaan dengan semua bilangan asli n. Misalkan P(n) memenuhi dua sifat:1.P(1) bernilai benar2.Jika P(k) bernilai benar, maka P(k + 1) juga bernilai benar.
Kelas XII SMA/MA136Mari kita identifikasi nilai kebenaran P(n) tersebut.Berdasarkan pernyataan (1), maka P(1) bernilai benar.Pertanyaannya, apakah P(2) juga bernilai benar?Berdasarkan kenyataan bahwa P(1) benar, maka dengan mengikuti sifat (2) yaitu untuk setiap bilangan asli k apabila P(k) bernilai benar, maka P(k + 1) juga bernilai benar, diperoleh P(1 + 1) = P(2) bernilai benar.Pertanyaan berikutnya, apakah P(3) bernilai benar?Dari proses sebelumnya kita sudah tahu bahwa P(2) bernilai benar.Berdasarkan sifat (2) lagi, maka P(2 + 1) = P(3) juga bernilai benar.Mungkin ada baiknya kita gunakan tabel untuk mengetahui lebih jauh tentang nilai kebenaran P(n).DiketahuiDasar Pengambilan KesimpulanKesimpulanP(1) benarSifat (2) (Untuk setiap bilangan asli k, apabila P(k) benar, maka P(k + 1) juga bernilai benar)P(1 + 1) = P(2) benarP(2) benarSifat (2)P(2 + 1) = P(3) benarP(3) benarSifat (2)P(3 + 1) = P(4) benarP(4) benarSifat (2)P(4 + 1) = P(5) benarP(5) benarSifat (2)P(5 + 1) = P(6) benarP(6) benarSifat (2)P(6 + 1) = P(7) benarP(7) benarSifat (2)P(7 + 1) = P(8) benarP(8) benarSifat (2)P(8 + 1) = P(9) benarP(9) benarSifat (2)P(9 + 1) = P(10) benarP(10) benarSifat (2)P(10 + 1) = P(11) benarApabila kita melakukannya terus menerus, maka dapat diperoleh bahwa P(n) benar untuk semua n bilangan asli.
MatematikaKurikulum 2013137Ayo MenalarDari informasi yang telah Anda peroleh di atas, sekarang apabila kita mempunyai suatu pernyataan P(n) yang berkenaan dengan semua bilangan asli n, dan memenuhi dua sifat: 1.P(1) benar2.Untuk setiap bilangan asli k, apabila P(k) benar maka P(k + 1) juga benar.Apa yang dapat disimpulkan dengan P(n) tersebut?Diskusikan pertanyaan tersebut dengan teman sebangkumu, kemudian tuliskan hasilnya dalam kotak berikut.Ayo MengomunikasikanSetelah Anda berdiskusi bersama teman sebangkumu, sekarang dipersilakan melakukan diskusi kelas untuk membandingkan hasil pekerjaan diskusi kelompok Anda dan sekaligus untuk memperoleh jawaban tentang pernyataan P(n) yang mempunyai dua sifat di atas. Mintalah bantuan guru Anda apabila menemui kesulitan atau terjadi ketidaksepahaman dengan teman Anda yang lain ketika diskusi kelas.
Kelas XII SMA/MA138Tuliskan secara individu hasil diskusi kelas yang telah Anda peroleh dalam kotak berikut. Catatan.Pada proses perolehan kesimpulan P(n) benar untuk semua bilangan asli n dengan cara di atas, bukan merupakan bukti formal secara matematis, melainkan hanya sekedar menyakinkan Anda secara intuisi bahwa dengan prinsip induksi matematis, pernyataan P(n) yang mempunyai dua sifat di atas adalah benar untuk semua bilangan asli n Bukti formal induksi matematis dapat Anda pelajari dari buku matematika tingkat perguruan tinggi.Dengan demikian prinsip induksi matematis merupakan suatu penalaran deduktif. Diskusi
MatematikaKurikulum 2013139Kegiatan 3.1.2 Prinsip Induksi MatematisDari contoh-contoh yang telah didiskusikan pada subbab 3.1.1, khususnya pada Contoh 3.3 dan 3.4, kita telah menarik suatu kesimpulan secara induktif tentang kebenaran pernyataan tersebut. Pada Contoh 3.3, pernyataan matematika yang merupakan hasil dari penalaran induktif, berlaku untuk semua bilangan asli n. Sedangkan untuk Contoh 3.4, pernyataan tersebut berlaku pada himpunan bagian dari himpunan bilangan asli. Setelah Anda mengetahui bahwa induksi matematis merupakan suatu penalaran deduktif, sekarang bagaimana sesungguh prinsip induksi matematis tersebut? Ayo MengamatiPerhatikan dengan cermat dan teliti contoh-contoh dan pembuktiannya di bawah ini.Contoh 3.5Jumlah n suku pertama bilangan asli 1 + 2 + 3 + ... + n adalah 12n(n + 1).Contoh 3.6Pada setiap segi n, jumlah semua sudut dalamnya adalah (n 2)180 derajat.Contoh 3.7Banyak diagonal pada segi banyak konveks dengan n titik sudut adalah 12n(n3).Pembuktian kebenaran pernyataan pada Contoh 3.5.Kebenaran pernyatan pada Contoh 3.5 berlaku untuk semua bilangan asli n. Anda dapat mengingat kembali materi tentang deret aritmetika, bahwa jumlah n suku pertama bilangan asli 1 + 2 + 3 + ... + n = 12n(n + 1) adalah benar
Kelas XII SMA/MA140untuk apapun bilangan asli n. Artinya, jika kesamaan 1 + 2 + 3 + ... + n = 12n(n + 1) ini disebut P(n), maka P(1), P(2), P(3), P(4) , ... dan seterusnya adalah pernyataan-pernyataan yang bernilai benar.Kalau dikaitkan dengan pola P(n) di atas, maka pembuktian P(n) benar untuk semua bilangan asli n, dapat dinyatakan dengan langkah-langkah sebagai berikut:1.P(1) benar.2.Untuk setiap bilangan asli k, jika P(k) benar, maka P(k + 1) benar.Pembuktian Kebenaran pernyataan pada Contoh 3.6.Kebenaran pernyataan pada Contoh 3.6 berlaku untuk semua bilangan asli nyang lebih besar atau sama dengan 3. Mengapa? Dengan demikian, secara matematis, pernyataan Contoh 3.6 dapat dinyatakan sebagai berikut.P(n): Pada setiap segi-n, dengan n 3, jumlah semua sudut dalamnya adalah (n 2)180°.Jumlah sudut dalam segitiga adalah 180° dan semua orang mungkin sudah mengenal hal itu. Bagaimana dengan jumlah sudut dalam segiempat, segilima dan seterusnya. Coba Anda amati ilustrasi berikut.Jumlah sudut dalam segiempat.Jumlah sudut dalam segiempat adalah 360° dan ini bisa ditunjukkan dengan ilustrasi sebagai berikut.afbcdeJumlah sudut dalam segiempat ini adalah a + b + c + d + e + f = (a + b + c) + (d + e + f)= 180 + 180 = 360Jumlah sudut dalam segilimaJumlah sudut dalam segi lima adalah 540° dan ini bisa ditunjukkan dengan ilustrasi sebagai berikut.
MatematikaKurikulum 2013141abcdeehgfJumlahnya adalah (a + b + c) + (d + e + i) + (f + g + h). Karena masing-masing kelompok berjumlah 180°, maka total jumlah semua sudut dalamnya adalah 3 × 180°Kalau diteruskan, maka kita akan memperoleh pola P(n) seperti pada tabel berikut.Jenis Segi nJumlah sudut (derajat)Pola (dalam derajat)31801∙18043602∙180 = (4 – 2)∙18055403∙180 = (5 – 2)∙18067204∙180 = (6 – 2)∙18079005∙180 = (7 – 2)∙18081.0806∙180 = (8 – 2)∙18091.2607∙180 = (9 – 2)∙180101.4408∙180 = (10 – 2)∙180111.6209∙180 = (11 – 2)∙180121.80010∙180 = (12 – 2)∙180Dengan meneruskan pola di atas, maka kita peroleh P(n) benar untuk semua n 3.Kalau dikaitkan dengan pola P(n) di atas, maka pembuktian P(n) benar untuk semua bilangan asli n 3, dapat dinyatakan dengan langkah-langkah sebagai berikut:1.P(3) benar2.Untuk setiap bilangan asli k 3, jika P(k) benar, maka P(k + 1) benar.
Kelas XII SMA/MA142Pembuktian kebenaran pernyataan pada Contoh 3.7Kebenaran dari pernyataan pada Contoh 3.7 ini berlaku hanya pada bilangan asli mulai dari 4. Mengapa? Perhatikan ilustrasi berikut.ABCDDiagonal dari segiempat ABCD ini ada 2, yaitu AC dan BDEABCDDiagonal dari segilima ABCDE ini ada 5, yaitu AD, AC, BD, BE, dan CEKalau Anda meneruskan pembuatan ilustrasinya sampai segidelapan, maka Anda akan memperoleh pola seperti pada tabel sebagai berikut.Jenis Segi-nBanyak diagonalnyaPola42124(4 3)55125(5 3)69126(6 3)714127(7 3)820128(8 3)
MatematikaKurikulum 2013143Dengan meneruskan cara di atas, maka kita peroleh P(n) benar untuk semua n 4.Kalau dikaitkan dengan pola P(n) di atas, maka pembuktian P(n) benar untuk semua bilangan asli n 4, dapat dinyatakan dengan langkah-langkah sebagai berikut:1.P(4) benar 2.Untuk setiap bilangan asli k 4, jika P(k) benar, maka P(k + 1) benar.Langkah-langkah pada pembuktian di atas merupakan contoh dari langkah-langkah pembuktian dengan prinsip induksi matematis.Ayo Menanya??Setelah Anda mengamati contoh-contoh dan pembuktiannya di atas, Anda pasti akan bertanya, bagaimana sebenarnya prinsip induksi matematis itu?Buatlah pertanyaan-pertanyaan yang berkenaan dengan prinsip induksi matematis, kemudian tulislah pertanyaan itu dalam kotak berikut.
Kelas XII SMA/MA144Ayo Menggali Informasi+=+Berdasarkan Contoh 3.5 beserta cara pembuktiannya, maka prinsip pembuktian dengan induksi matematis dinyatakan sebagai berikut:Prinsip Induksi MatematisMisalkan P(n) adalah suatu pernyataan dimana kebenarannya ditentukan oleh nilai n. Jika P(n) memenuhi dua sifat berikut.1.P(n) itu benar untuk n = 1.2.Untuk setiap bilangan asli k, jika P(k) bernilai benar maka P(k+1)juga bernilai benar, Maka P(n) bernilai benar untuk setiap bilangan asli n,Seperti yang Anda lihat dari Contoh 3.6 dan 3.7 serta pembuktiannya di atas, kebenaran pernyataan matematika tidak harus untuk semua bilangan asli n. Kadang kebenarannya hanya untuk bilangan asli mulai dari 3 ke atas, 4 ke atas, atau bahkan 10 ke atas. Beberapa contoh di atas telah menegaskan hal ini. Karena itu, di samping prinsip induksi matematis yang awal tadi, ada juga prinsip induksi matematis yang diperluas, yaitu:Prinsip Induksi Matematis Yang DiperluasMisalkan P(n) adalah suatu pernyataan dimana kebenarannya ditentukan oleh nilai n. Jika P(n) memenuhi dua sifat berikut.1.P(n) itu benar untuk n = m.2.Untuk setiap bilangan asli k m , jika P(k) bernilai benar maka P(k+1) juga bernilai benar,Maka P(n) bernilai benar untuk semua bilangan asli yang lebih atau sama dengan m.Kalau kita diibaratkan pernyataan P(1), P(2), ..., P(n), ... sebagai kartu-kartu remi P(1), P(2), ..., P(n), ... yang berjajar ke samping. Sifat (1), pernyataan P(1) benar, dapat diibaratkan sebagai kartu remi P(1) jatuh.
MatematikaKurikulum 2013145Sifat (2), untuk sebarang kartu remi P(k) yang jatuh, dapat menjatuhkan kartu remi berikutnya P(k + 1).Karena kartu remi P(1) jatuh, maka kartu remi P(2) juga jatuh. Kemudian karena kartu remi P(2) jatuh, maka kartu remi P(3) juga jatuh. Selanjutnya kartu remi P(4) jatuh, dan seterusnya. Akhirnya kesimpulan yang diperoleh semua kartu remi jatuh. P(1)P(2)P(3)P(4)P(5)P(6)P(k)P(k + 1)P(k + 2)P(k + 3)P(k + 4)......Pernyataan P(1), P(2), ..., P(k), P(k + 1), ...P(1)P(2)P(3)P(4)P(5)P(6)P(k)P(k + 1)P(k + 2)P(k + 3)P(k + 4)......Pernyataan P(1) jatuhP(k)P(k + 1)P(3)P(4)P(5)P(6)P(k + 2)P(k + 3)P(k + 4)......P(1)P(2)Misalkan P(k) jatuh akan menyebabkan P(k + 1) juga jatuhP(3)P(4)P(5)P(6)......P(1)P(2)P(k)P(k + 1)P(k + 2)P(k + 3)Semua pernyataan jatuh
Kelas XII SMA/MA146Ayo MenalarDari informasi yang telah Anda peroleh, sekarang Anda membentuk kelompok antara 3 – 4 orang untuk mendiskusikan pertanyaan-pertanyaan berikut.1.Bagaimana langkah-langkah suatu bukti dengan menggunakan prinsip induksi matematis bahwa suatu pernyataan P(n) benar untuk setiap bilangan asli n?2.Bagaimana langkah-langkah suatu bukti dengan menggunakan prinsip induksi matematis yang diperluas bahwa suatu pernyataan P(n) benar untuk setiap bilangan asli nm, untuk suatu bilangan asli m? Tuliskan hasil diskusi kelompok Anda dalam kotak berikut.Langkah-langkah suatu bukti dengan menggunakan prinsip induksi matematis bahwa suatu pernyataan P(n) benar untuk setiap bilangan asli nadalah sebagai berikut:Langkah-langkah suatu bukti dengan menggunakan prinsip induksi matematis diperluas bahwa suatu pernyataan P(n) benar untuk setiap bilangan asli n m untuk suatu bilangan asli m adalah sebagai berikut:
MatematikaKurikulum 2013147Ayo MengomunikasikanSetelah Anda melakukan diskusi kelompok dan menuliskan hasilnya, selanjutnya kelompok Anda saling berkunjung dengan kelompok lain untuk mendiskusikan hasil yang telah diperoleh. Tuliskan secara individu, hasil diskusi saling kunjung sebagai suatu kesimpulan yang telah diperoleh untuk menjawab dua pertanyaan di atas. KesimpulanLangkah-langkah suatu bukti dengan menggunakan prinsip induksi matematis bahwa suatu pernyataan P(n) benar untuk setiap bilangan asli nadalah sebagai berikut:KesimpulanLangkah-langkah suatu bukti dengan menggunakan prinsip induksi matematis yang diperluas bahwa suatu pernyataan P(n) benar untuk setiap bilangan asli n m untuk suatu bilangan asli m adalah sebagai berikut:
Kelas XII SMA/MA148Kegiatan 3.1.3 Penerapan Induksi MatematisPrinsip induksi matematis banyak digunakan dalam pembuktian dalam matematika. Anda akan diberikan beberapa contoh penerapan prinsip induksi matematis. Silahkan Anda amati dengan seksama.Ayo MengamatiContoh 3.8Buktikan bahwa “untuk semua bilangan asli n, jumlah n bilangan ganjil berurutan pertama sama dengan n2”.Bukti.Misalkan pernyataan P(n): jumlah n bilangan ganjil berurutan pertama sama dengan n2.1. Langkah DasarPernyataan P(n) ini benar untuk n = 1 sebab “jumlah” 1 bilangan ganjil yang pertama adalah 1 itu sendiri, dan 1 sama dengan 12. Jadi, terbukti bahwa pernyataan P(1) di atas adalah benar.2. Langkah InduksiUntuk setiap bilangan asli k, misalkan P(k) benar.Artinya bahwa “jumlah k bilangan ganjil berurutan pertama adalah k2Akan ditunjukkan terbukti benar juga bahwa P(k + 1) jumlah k + 1 bilangan ganjil berurutan pertama adalah (k + 1)2.Dari pemisalan, bahwa P(k) jumlah k bilangan ganjil berurutan pertama adalah k2 adalah benar. Secara matematis, pernyataan P(k) ini bisa dituliskan menjadi 1 + 3 + 5 + ... + (2k 1) = k2
MatematikaKurikulum 2013149Akan ditunjukkan bahwa P(k + 1) : jumlah k + 1 bilangan ganjil berurutan pertama adalah (k + 1)2. yang secara matematis dituliskan menjadi P(k + 1) : 1 + 3 + 5 + ... + (2k 1) + (2(k + 1) 1) = (k + 1)2Kita lihat ruas kiri dari persamaan terakhir ini, yaitu: 1 + 3 + 5 + ... + (2k 1) + (2(k + 1) 1)Bentuk ini kalau diolah akan menghasilkan seperti berikut.1 + 3 + 5 + ... + (2k 1) + (2(k + 1) 1) = k2 + (2(k + 1) 1) = k2 + 2k + 2 1 = k2 + 2k + 1 = (k + 1)2Jadi terbukti bahwa P(k + 1) : 1 + 3 + 5 + ... + (2k 1) + (2(k + 1) 1) = (k + 1)2 bernilai benar. 3. KesimpulanP(n) jumlah n bilangan ganjil berurutan pertama sama dengan n2benar untuk setiap bilangan asli n.Contoh 3.9Tunjukkan bahwa “3 membagi n(n + 1)(n + 2) untuk setiap bilangan asli n”?Bukti.Misalkan P(n) 3 membagi n(n + 1)(n + 2) untuk setiap bilangan asli n.1. Langkah DasarUntuk n = 1, nilai n(n + 1)(n + 2) adalah 6. Karenanya 3 membagi n(n + 1)(n + 2) untuk n = 1. Jadi terbukti bahwa pernyataan P(n) tersebut bernilai benar untuk n = 1.
Kelas XII SMA/MA1502. Langkah InduksiUntuk setiap bilangan asli k, misalkan pernyataan P(k) itu bernilai benar. Artinya, kita anggap bahwa 3 membagi k(k + 1)(k + 2). Akan ditunjukkan bahwa P(k + 1) bernilai benar, yaitu 3 membagi (k + 1)((k + 1) + 1)((k + 1) + 2) atau 3 membagi (k + 1)(k + 2)(k + 3).Dengan sifat distributif perkalian terhadap penjumlahan, maka bentuk (k + 1)(k + 2)(k + 3) dapat diubah menjadi [(k + 1)(k + 2)k] + [(k + 1)(k + 2)3] yang merupakan penjumlahan dari k(k + 1)(k + 2) dan 3(k + 1)(k + 2).Dari pemisalan, sudah diketahui bahwa 3 membagi k(k + 1)(k + 2).Karena 3 juga membagi 3(k + 1)(k + 2), maka 3 juga membagi k(k + 1)(k + 2) + 3(k + 1)(k + 2).Dengan demikian, P(k + 1) 3 membagi (k + 1)((k + 1) + 1)((k + 1) + 2)bernilai benar.Jadi, jika 3 membagi k(k + 1)(k + 2) maka 3 membagi (k + 1)((k + 1) + 1)((k + 1) + 2).3. KesimpulanP(n) : 3 membagi n(n + 1)(n + 2) benar untuk setiap bilangan asli n.Contoh 3.10Buktikan bahwa pertidaksamaan 3n>n3 berlaku untuk semua bilangan asli n 4.BuktiMisalkan P(n) : 3n>n3 untuk bilangan asli n 4
MatematikaKurikulum 20131511. Langkah DasarUntuk n= 4, maka seperti pada penyelidikan Contoh 3.4, P(4) : 81 = 34 > 43 = 64 bernilai benar. Jadi pertidaksamaan P(n) : 3n>n3 berlaku untuk n= 4.2. Langkah InduksiUntuk setiap bilangan asli k 4, misalkan pertidaksamaan P(n) : 3n>n3 bernilai benar. Ini berarti 3k>nk untuk k 4.Akan ditunjukkan bahwa pertidaksamaan P(n) : 3n>n3 juga berlaku untuk n=k + 1, yaitu P(k + 1) : 3k+1> (k + 1)3 = k3 + 3k2 + 3k + 1.Untuk menunjukkan ini, dengan menggunakan 3k>k3 untuk k 4, perhatikan bahwa 3k+1 = 3k31 = 3(3k) 3(k3) = k3 + 2k3 ......................................... (1)Karena k ≥ 4 > 3, maka untuk2k3 = k3 + k3 = kk2 + k2 k>3k2 + 32k=3k2 + 9k = 3k2 + 3k+ 6k >3k2 + 3k + 1. (2)Dengan memsubstitusikan persamaan (2) ke persamaan (1), diperoleh 3k+1 >k3 + 3k2 + 3k+ 1 = (k + 1)3Ini berarti pertidaksamaan P(n) : 3n>n3 berlaku untuk n = k + 1.3. KesimpulanP(n) : 3n>n3 berlaku untuk semua bilangan asli n 4.Ayo Menanya??Kalau Anda telah mengamati dengan sempurna, bayangkan ada orang lain yang Anda sayangi yang juga ingin tahu tentang penerapan prinsip induksi matematis ini dalam pembuktian. Tentu mereka akan ingin tahu dan akan menanyakan sesuatu kepada Anda. Kira-kira pertanyaan apa saja yang akan
Kelas XII SMA/MA152mereka ajukan, dan tuliskan pertanyaan mereka itu pada tempat kosong berikut.Ayo Menggali Informasi+=+Guru Anda sebenarnya telah menyediakan beberapa contoh pernyataan dan bukti kebenaran dari pernyataan tersebut dengan induksi matematis. Mintalah contoh-contoh tersebut kepada guru Anda.Anda juga dapat memperoleh contoh-contoh pengggunaan induksi matematiks di dalam buku-buku matematika tingkat lanjut, atau di internet. Cobalah kumpulkan contoh-contoh pembuktian itu, baik yang Anda peroleh dari guru Anda maupun yang dari internet, menjadi satu kumpulan contoh pembuktian dengan induksi matematis. Tata contoh-contoh tersebut sedemikian rupa mulai berdasarkan tingkat kesulitannya atau berdasarkan jenis materinya.
MatematikaKurikulum 2013153Ayo MenalarAnda sudah memiliki kumpulan contoh pembuktian dengan induksi matematis. Coba Anda analisis pembuktian itu dengan menggunakan pisau analisis berikut:1.Ada berapa langkah yang digunakan dalam pembuktian itu?2.Apa yang istimewa dari langkah pertama kalau dibandingkan dengan apa yang diketahui dari soal atau pernyataan yang akan dibuktikan?3.Apa yang istimewa dari langkah kedua dari pembuktian tersebut?Tuliskan hasil analisis Anda ke dalam power point atau kertas manila dan siapkan diri untuk saling berbagi dengan teman Anda.Ayo MengomunikasikanCoba saling pertukarkan power point atau kertas manila Anda dengan teman Anda. Cobalah meminta penjelasan kepada teman Anda tentang apa yang teman Anda tuliskan dan kritisi, tanyakan, atau berikan saran perbaikannya.Kalau sudah, cobalah Anda membentuk kelompok 4 orang dan sepakatilah kesimpulan kelompok Anda. Sesudah itu, coba Anda tengok pekerjaan kelompok lain dan bandingkan dengan pekerjaan Anda.
Kelas XII SMA/MA1541.Membuat generalisasi dan menemukan formula.Perhatikan grid sebagai berikut, kemudian buatlah generalisasi untuk menentukan a.banyaknya persegi yang bisa ditemukan pada grid.b.Banyaknya persegipanjang yang bisa ditemukan pada grid.123456789 10-10-9 -8 -7 -6 -5 -4 -3 -2 -110987654321-1-2-3-4-5-6-7-8-9-102.Membuktikan dengan Induksi matematis.Buktikan bahwa pernyataan berikut bernilai benar.a.2 + 4 + 6 + 8 + ... + 2n = n(n + 1) , untuk setiap bilangan asli n.b.1 + 2 + 4 + 8 + ... 2n − 1 = 2n 1, untuk setiap bilangan asli n.c.( )()2 22212 1123...6nnnn+++ + ++ =, untuk setiap bilangan asli n. d.()23 333123...1 2 3 ...nn+ + ++ =++++, untuk setiap bilangan asli n. e.( )( )( )121 2 2 3 3 4 ...13nnnnn++⋅+⋅+⋅+ + + = untuk setiap bilangan asli.f.( )1111...12 23 3411nnnn++++ =⋅⋅⋅+ + untuk setiap bilangan asli.g.n3 + 5n adalah kelipatan 6 untuk setiap bilangan asli n.Latihan 3.1
MatematikaKurikulum 2013155h.Jumlah pangkat 3 dari setiap tiga bilangan asli berurutan habis dibagi 9.i.2 22211111...2123nn+ + ++ ≤−, untuk setiap bilangan asli n.j.1sin 2cos cos 2 cos 4 ...cos 22 sinnnnxxxxxx=, untuk setiap bilangan asli n.k.Misalkan x0 = 0, x1 = 1, xn+1 = xn+xn1 dengan n adalah bilangan asli. Buktikan : x3n merupakan bilangan genap, untuk semua bilangan asli n.l.Buktikan bahwa n2 + 3 2n, untuk semua bilangan asli n 5.m.Buktikan bahwa 5n + 5 n2, untuk semua bilangan asli n 6.3.Barisan Fibonacci adalah barisan yang berbentuk1, 1, 2, 3, 5, 8, 13, 21, 34, 55, 89, 144, 233, 377, ... Perhatikan bahwa dua suku pertama adalah 1 dan 1, dan sebarang suku selanjutnya adalah jumlah dua suku sebelumnya. Contohnya suku ketiga adalah 1 + 1 = 2, suku keempat adalah 1 + 2 = 3, dan seterusnya. Kita menyatakan suku ke-n dari barisan ini sebagai Fn. Jadi, F1 = 1, F2= 1, dan Fn = Fn-1 + Fn-2. Barisan Fibonacci perlu diperkenalkan disini karena barisan Fibonacci berkaitan erat dengan induksi matematis. Barisan ini memiliki struktur dan pola yang menarik. Perhatikan kondisi Fn = Fn-1 + Fn-2atau ekuivalen dengan Fn+1 = Fn + Fn-1 yang merupakan langkah persiapan induksi yang sempurna. Kondisi tersebut mengarahkan kita bahwa kita dapat menentukan sesuatu tentang Fn dengan melihat suku-suku barisan yang sebelumnya. Karena itu dalam penggunaan induksi untuk membuktikan sesuatu tentang barisan Fibonacci, dapat diharapkan untuk menggunakan persamaan Fn = Fn-1 + Fn-2 dalam langkah pembuktiannya.
Kelas XII SMA/MA156Buktikan sifat-sifat barisan Fibonacci berikut: a.( )22111nnnn nF FF F++− −=−, untuk semua n bilangan asli.b.F1 + F2 + F3 + F4 + ... + Fn = Fn+2 – 1, untuk semua n bilangan asli.c.22221 231...nnnFFFF FF+++++=, untuk semua n bilangan asli.. d.F1 + F3 + F5 + F7 + ... + F2n-1 = F2n, untuk semua n bilangan asli.e.F2 + F4 + F6 + F8 + ... + F2n = F2n+1 – 1, untuk semua n bilangan asli. 4.Pada tahun ajaran baru ada 30 siswa kelas baru di kelas X. Untuk memperkenalkan diri setiap siswa saling bersalaman dengan siswa lainnya. Kita ingin mengetahui ada berapa banyak jabat tangan yang terjadi. a.Untuk mengetahui hal tersebut, isilah tabel di bawah ini Banyak siswa Banyak jabat tangan yang terjadi 2345b.Apakah Anda sudah dapat menduga pola banyak jabat tangan yang terjadi? Tuliskan pola itu dan gunakan untuk mencari banyak jabat tangan yang terjadi jika ada 10 siswa, 30 siswa, dan n siswa. c.Buktikanlah pola yang diperoleh di bagian (ii) dengan menggunakan induksi matematis ! 5.Tunjukkan apa yang salah pada “pembuktian” “teorema” berikut .a.“Teorema” : Untuk setiap bilangan bulat positif n, berlaku : ( )211 2 3 ...2nn++++ +=
MatematikaKurikulum 2013157“Bukti” 1)Langkah Dasar : rumus benar untuk n = 1. 2)Langkah Induksi : Asumsikan bahwa ( )211 2 3 ...2nn++++ +=Dengan menggunakan hipotesis induksi, diperoleh 1 + 2 + 3 + ... + n + n + 1 = ( )2112nn+++ = 21412nnn++++= 29342nn++ = 2322n+ = ( )()2112n++.3)KesimpulanJadi, rumus terbukti benar untuk setiap bilangan bulat positif n.b.Tunjukkan apa yang salah pada “pembuktian” “teorema” berikut .“Teorema” : Untuk setiap bilangan bulat positif n, jika x dan yadalah bilangan bulat positif dengan maksimum (x, y) = n, maka x = y. “Bukti” 1)Langkah DasarMisalkan bahwa n = 1. Jika maksimum (x, y) = 1 dan x dan yádalah bilangan bulat positif, maka x = 1 dan y = 1. 2).Langkah InduksiSekarang misalkan k adalah bilangan bulat positif. Asumsikan bahwa jika maksimum (x, y) = k, maka x = y. Misalkan maksimum (x, y) = k + 1 dengan x dan y adalah bilangan bulat positif. Maka maksimum (x – 1, y – 1) = k. 3)KesimpulanJadi, dengan hipotesis induksi diperoleh x – 1 = y – 1. Diperoleh bahwa x = y.
Kelas XII SMA/MA158Subbab 3.2 Prinsip Induksi Matematis KuatKegiatan 3.2.1 Prinsip Induksi Matematis KuatPrinsip Induksi matematis yang disajikan di atas merupakan prinsip induksi matematis yang umum. Berikut akan disajikan suatu prinsip induksi yang lain, yang disebut dengan prinsip induksi matematis kuat.Prinsip induksi matematis kuat ini perlu dikembangkan karena ternyata, dengan prinsip induksi matematis yang ada tersebut, terdapat beberapa pernyataan benar yang tidak bisa dibuktikan.Ayo MengamatiContoh 3.11Perhatikan barisan bilangan xn yang didefinisikan dengan:122111,2 ,()2nnnx x xxx++= ==+untuk semua bilangan asli n. Akan ditunjukkan bahwa 12nx≤≤untuk semua bilangan asli n.Dari definisi barisan tersebut, maka kita akan memperoleh barisan bilangan x1 = 1x2 = 2 x3 = 12(x2 + x1) = 1,5x4 = 12(x3 + x2) = 1,5 12(1,5 + 2) = 1,75x5 = 12(x4 + x3) = 12(1,5 + 1,75) = 1,625dan seterusnya.
MatematikaKurikulum 2013159Kalau kita membuktikan dengan induksi matematis, maka untuk langkah dasar dengan mudah dilakukan, yaitu untuk1n=, maka 1112x≤=≤.Jadi pernyataan 12nx≤≤ benar untuk n = 1.Yang menjadi masalah sekarang adalah bagaimana membuktikan pada langkah induksi, yaitu untuk setiap bilangan asli k, jika 12nx≤≤benar untuk n = k, apakah pernyataan itu juga benar untuk n = k + 1.Mari kita amati penjelasan berikut.Untuk setiap bilangan asli k, misalkan benar untuk n = k, yakni 12nx≤≤. Untuk menunjukkan bahwa 112kx+≤≤ atau 1111()22kkkxxx+−≤ = +≤kita tidak bisa hanya memanfaatkan fakta yang dimisalkan 12kx≤≤di atas. xk memang di antara 1 dan 2, tetapi apakah bisa dijamin bahwa xk-1 juga di antara 1 dan 2.Agar terjamin bahwa 112kx+≤≤, maka di samping dimisalkan bahwa 12kx≤≤, maka juga harus dimisalkan bahwa suku sebelumnya berlaku, yaitu 112kx≤≤.Inilah yang membedakan dengan Induksi matematis dan disebut dengan induksi matematis kuat.Ayo Menanya??Kalau Anda sudah membaca Contoh 3.11 di atas, tentunya Anda pasti ingin tahu tentang apa induksi kuat itu. Sekarang, tuliskan pertanyaan Anda pada tempat yang disediakan berikut yang berkenaan dengan induksi kuat.
Kelas XII SMA/MA160Ayo Menggali Informasi+=+Mudah-mudahan Anda semua mempertanyakan 1.Apa induksi matematis kuat itu?2.Apa bedanya induksi matematis kuat dengan induksi matematis?3.Apakah induksi matematis kuat ekuivalen dengan induksi matematis?Seperti dijelaskan pada contoh 3.11., induksi matematis tidak dapat digunakan dalam membuktikan masalah tersebut, karena pada induksi matematis langkah induksi, pemisalan yang dilakukan hanya pada kebenaran P(k). Sedangkan dalam pembuktian tersebut tidak hanya cukup diperlukan kebenaran P(k), melainkan juga diperlukan kebenaran P(k 1). Mungkin juga untuk masalah lain, dalam membuktikan kebenaran P(k +1) pada langkah induksi, kita memerlukan pemisalan kebenaran P(n) untuk semua n mulai dari 1 sampai dengan k. Dengan kata lain dalam membuktikan kebenaran P(k +1), kita memerlukan asumsi kebenaran P(1), P(2), ..., sampai dengan P(k). Prinsip inilah yang kita sebut dengan induksi matematis kuat, seperti diberikan berikut.Prinsip Induksi Kuat Misalkan P(n) adalah suatu pernyataan dimana kebenarannya ditentukan oleh nilai n. Jika P(n) memenuhi dua hal berikut, yaitu:1.P(1) benar,2.Untuk setiap bilangan asli k, jika P(1), P(2), ..., P(k-1), P(k) bernilai benar maka P(k+1) juga bernilai benarMaka P(n) bernilai benar untuk setiap bilangan asli .Secara intuisi, kita dapat menggambarkan induksi matematis kuat ini sebagai berikut.Dari sifat (1) kita mempunyai P(1) benar.Dengan P(1) benar dan sifat (2): untuk setiap bilangan asli k, jika P(1), P(2), ..., P(k 1), P(k) bernilai benar maka P(k + 1) juga bernilai benar, maka diperoleh P(2) benar.Sehigga kita mempunyai P(1) dan P(2) benar.
MatematikaKurikulum 2013161Dengan menggunakan kembali sifat (2): untuk setiap bilangan asli k, jika P(1), P(2), ..., P(k 1), P(k) bernilai benar maka P(k + 1) juga bernilai benar, maka diperoleh P(3) benar. Dengan demikian kita mempunyai P(1), P(2), dan P(3) benar. Lebih lanjut kita gunakan tabel untuk melihat kesimpulan yang diperoleh.DiketahuiPrinsip Induksi kuatKesimpulanP(1) benarSifat 2: P(1), P(2), ..., P(k 1), P(k) bernilai benar maka P(k + 1) juga bernilai benarP(1) dan P(2) benarP(1) dan P(2) benarSifat 2P(1), P(2), dan P(3) benarP(1), P(2), dan P(3) benarSifat 2P(1), P(2), P(3), dan P(4) benarP(1), P(2), P(3), dan P(4) benarSifat 2P(1), P(2), P(3), P(4), dan P(5) benarP(1), P(2), P(3), P(4), dan P(5) benarSifat 2P(1), P(2), P(3), P(4), P(5), dan P(6) benarP(1), P(2), P(3), P(4), P(5), dan P(6) benarSifat 2P(1), P(2), P(3), P(4), P(5), P(6), dan P(7) benarP(1), P(2), P(3), P(4), P(5), P(6), dan P(7) benarSifat 2P(1), P(2), P(3), P(4), P(5), P(6), P(7), dan P(8) benarApabila kita melakukannya terus menerus, maka dapat diperoleh kesimpulan bahwa P(n) benar untuk semua bilangan asli n.Dengan intuisi di atas, dapat kita katakan bahwa induksi matematis kuat ekuivalen dengan induksi matematis.
Kelas XII SMA/MA162 Catatan:Induksi matematis kuat ini dapat diperluas juga seperti pada induksi matematis, yaitu untuk n yang dimulai dari 1 dapat diperluas untuk n yang dimulai dari m suatu bilangan asli yang lebih dari 1.Dengan memperhatikan prinsip induksi matematis yang diperluas, tuliskan prinsip induksi matematis kuat yang diperluas dalam tempat berikut.Prinsip Induksi MatematisKuat Yang DiperluasAyo MenalarDari informasi yang telah Anda peroleh, sekarang Anda membentuk kelompok berpasangan dengan teman sebelah untuk mendiskusikan pertanyaan-pertanyaan berikut.1.Bagaimana langkah-langkah suatu bukti dengan menggunakan prinsip induksi kuat bahwa suatu pernyataan P(n) benar untuk setiap bilangan asli n?2.Bagaimana langkah-langkah suatu bukti dengan menggunakan prinsip induksi matematis kuat yang diperluas bahwa suatu pernyataan P(n) benar untuk setiap bilangan asli n m, untuk suatu bilangan asli m? Tuliskan hasil diskusi kelompok Anda dalam kotak berikut.Langkah-langkah suatu bukti dengan menggunakan prinsip induksi matematis kuat bahwa suatu pernyataan P(n) benar untuk setiap bilangan asli n adalah sebagai berikut:
MatematikaKurikulum 2013163Langkah-langkah suatu bukti dengan menggunakan prinsip induksi matematis kuat yang diperluas bahwa suatu pernyataan P(n) benar untuk setiap bilangan asli nm untuk suatu bilangan asli m adalah sebagai berikut:Ayo MengomunikasikanSetelah Anda melakukan diskusi kelompok dan menuliskan hasilnya, selanjutnya kelompok Anda saling berkunjung dengan kelompok lain untuk mendiskusikan hasil yang telah diperoleh. Tuliskan secara individu, hasil diskusi saling kunjung sebagai suatu kesimpulan yang telah diperoleh untuk menjawab dua pertanyaan di atas. KesimpulanLangkah-langkah suatu bukti dengan menggunakan prinsip induksi matematis kuat bahwa suatu pernyataan P(n) benar untuk setiap bilangan asli n adalah sebagai berikut:KesimpulanLangkah-langkah suatu bukti dengan menggunakan prinsip induksi matematis kuat yang diperluas bahwa suatu pernyataan P(n) benar untuk setiap bilangan asli nm untuk suatu bilangan asli m adalah sebagai berikut:
Kelas XII SMA/MA164Kegiatan 3.2.2 Penerapan Prinsip Induksi Matematis KuatAyo MengamatiTentu Anda masih ingat penggunaan prinsip induksi matematis dalam membuktikan pernyataan yang berkenaan dengan bilangan asli. Sekarang silakan Anda amati penggunaan prinsip induksi matematis kuat pada Contoh 3.11 di atas, yaitu:Barisan bilangan xn didefinisikan dengan: 122111,2 ,()2nnnx x xxx++= ==+untuk semua bilangan asli n. Tunjukkan bahwa 12nx≤≤untuk semua bilangan asli n.BuktiMisalkan ( ):12nPnx≤≤ untuk bilangan asli n.1. Langkah DasarUntuk n = 1, maka 1112x≤=≤ bernilai benar. Jadi P(1) benar.2. Langkah InduksiUntuk setiap bilangan asli k, misalkan P(1), P(2), ..., P(k + 1), P(k) benar. Akan ditunjukkan ( )11 :12kPkx++≤≤ bernilai benar.Dari P(1), P(2), ..., P(k 1), P(k) benar, maka 12nx≤≤ untuk n = 1, 2, ..., k 1, k, khususnya 1 xk 2 dan 1 xk1 2. Akibatnya 2 (xk + xk1)4. Dengan definisi barisan di atas, diperoleh ()1121412222kkkxxx+−=≤ = + ≤=Ini mengatakan bahwa ( )11 :12kPkx++≤≤ bernilai benar.3. KesimpulanP(n) : 1 xn 2 benar untuk semua bilangan asli n.
MatematikaKurikulum 2013165Contoh 3.12Tunjukkan bahwa setiap bilangan bulat n yang lebih dari satu habis dibagi oleh suatu bilangan prima.BuktiMisalkan P(n) bilangan bulat positif n lebih dari satu habis dibagi oleh suatu bilangan prima.1. Langkah DasarJelas bahwa 2 habis dibagi oleh suatu bilangan prima, yaitu 2 itu sendiri. Jadi P(2) bernilai benar.2. Langkah InduksiUntuk setiap bilangan asli k> 1, misalkan P(2), P(3), ..., P(k 1), P(k) bernilai benar. Artinya semua bilangan bulat postif yang lebih dari satu sampai dengan bilangan asli k, habis dibagi oleh suatu bilangan prima. Akan dibuktikan bahwa P(k+ 1) bernilai benar. Artinya bilangan asli k+ 1 habis dibagi oleh suatu bilangan prima. Perhatikan bilangan asli k+ 1. Terdapat dua kemungkinan untuk bilangan ini. a.k+ 1 adalah suatu bilangan prima, sehingga ia (k + 1) habis dibagi oleh bilangan prima k+ 1 itu sendiri.b.k+ 1 bukan suatu bilangan prima. Maka k+ 1 dapat difaktorkan menjadi hasil kali dua bilangan asli yang lebih dari satu dan kurang atau sama dengan k, yaitu k+ 1 = k1×k2 dengan 1<k1 , k2 k.Dengan menggunakan pemisalan bahwa semua bilangan bulat postif yang lebih dari satu dan kurang atau sama dengan k habis dibagi oleh suatu bilangan prima, sedangkan 1<k1 , k2 k maka k1 habis dibagi oleh suatu bilangan prima, misalkan p1, dan juga k2 habis dibagi oleh suatu bilangan prima, misalkan p2. Dengan demikian, k1 = p1 ×n1 dan k2 = p2 ×n2 dan untuk suatu bilangan asli n1 , n2. Oleh karena itu, diperoleh k + 1 = k1 ×k2 = p1 ×n1 ×p2 ×n2. Ini berarti k+ 1 habis dibagi oleh suatu bilangan prima p1 atau p2 .
Kelas XII SMA/MA166Dari dua kemungkinan ini, dapat disimpulkan k+ 1 habis dibagi oleh suatu bilangan prima. Hal ini sama dengan mengatakan bahwa P(k 1) bernilai benar.3. Kesimpulan P(n): setiap bilangan bulat positif n lebih dari satu habis dibagi oleh suatu bilangan prima.Ayo Menanya??Setelah Anda mengamati dengan cermat langkah-langkah pembuktian pada induksi matematis kuat (Contoh 3.11 dan 3.12), kemudian Anda bandingkan dengan langkah-langkah pembuktian pada induksi matematis (Contoh 3.8, 3.9, dan 3.10). Sekarang Anda bekerja secara berkelompok (3 – 4 orang) dan buatlah pertanyaan-pertanyaan yang berkenaan dengan induksi matematis dan induksi matematis kuat. Tuliskan pertanyan-pertaanyaan itu pada tempat kosong berikut. Ayo Menggali Informasi+=+Setelah Anda membuat pertanyaan, cobalah Anda mencoba menjawab pertanyaan tersebut.
MatematikaKurikulum 2013167Ayo MenalarSekarang saatnya Anda secara berkelompok mendiskusikan dan menjawab pertanyaan berikut.1.Bagaimana langkah-langkah pembuktian dengan induksi matematis?2.Bagaimana langkah-langkah pembuktian dengan induksi matematis kuat?3.Kapan kita menggunakan prinsip induksi matematis dan kapan kita menggunakan induksi matematis kuat?Tuliskan jawaban pertanyaan-pertanyaan untuk masing-masing kelompok. Mintalah bantuan gurumu apabila Anda menemukan kesulitan atau permasalahan yang berkenaan dengan pertanyaan tersebut. Ayo MengomunikasikanSetelah diskusi kelompok Anda lakukan, sekarang coba Anda diskusikan secara klasikan untuk mencocokkan jawaban kelompok yang telah Anda buat. Mintalah masukan atau penjelasan dari gurumu apabila dalam diskusi kelas menemukan permasalahan. Setelah diskusi kelas, tuliskan kesimpulan Anda tentang hasil diskusi kelas tersebut secara individu dalam kotak berikut.Kesimpulan
Kelas XII SMA/MA168Latihan 3.21.a. Apakah kalian dapat membuktikan pernyataan n4n2 habis dibagi 12 untuk semua bilangan asli n dengan menggunakan induksi matematis seperti biasanya ? b. Cobalah untuk membuktikan pernyataan n4n2 habis dibagi 12 untuk semua bilangan asli n dengan menggunakan induksi matematis kuat. 2.Buktikan hasil-hasil berikut dengan menggunakan induksi kuat a.Misalkan 1011341,2 ,12nnnxxxx x++= == dengan n adalah bilangan asli. Buktikan : xn+1 1, untuk semua bilangan asli n.b.Misalkan x0 = 1, x1 = 1, xn+1 = xn + xn1 dengan n adalah bilangan asli. Buktikan : xn+1 2n, untuk semua bilangan asli n.c.x + y adalah faktor dari x2ny2n, untuk setiap bilangan asli n.d.Misalkan barisan a1, a2, a3, ... didefinisikan sebagai berikut.a1 = 1, a2 = 2, a3 = 3, dan an= an1 + an2 + an3. Buktikan bahwa an<2n.3.Perhatikan kembali barisan Fibonacci:1, 1, 2, 3, 5, 8, 13, 21, 34, 55, 89, 144, 233, 377, ...di mana dua suku pertama adalah 1 dan 1, dan sebarang suku selanjutnya adalah jumlah dua suku sebelumnya. Kita menyatakan suku ke-n dari barisan ini sebagai Fn. Jadi, F1 = 1, F2 = 1, dan Fn = Fn-1 + Fn-2. Buktikan suku ke-n barisan ini dapat dinyatakan secara eksplisit sebagai ()()111515225nnnF+ −−=, untuk semua n bilangan asli.(Amati: suku-suku barisan Fibonacci merupakan bilangan Asli, tapi dalam rumus tersebut memuat bilangan irasional 5, mungkinkah?). Dalam matematika, dapat terjadi sesuatu yang kelihatannya secara intuisi) tidak mungkin, namun dapat terjadi.
MatematikaKurikulum 2013169PengayaanProyekKegiatan Kerjakan Tugas berikut secara berkelompok (3 – 4) orang, kemudian laporkan hasilnya dalam bentuk tertulis.1.Barisan TerbatasPada Contoh 3.11 telah ditunjukkan bahwa barisan bilangan xn yang didefinisikan dengan: 122111,2 ,()2nnnx x xxx++= ==+ untuk semua bilangan asli n, yang memenuhi 12nx≤≤ untuk semua bilangan asli n.Barisan bilangan tersebut adalah: 1; 2; 1,5; 1,75; 1,625; ...; ...a.Tentukan suku ke-6 barisan tersebut.b.Apakah barisan tersebut mempunyai suku terkecil? Sebutkan.c.Apakah barisan tersebut mempunyai suku terbesar? Sebutkan.d.Ingat kembali pengertian barisan pada buku sebelumnya (buku SMP). Apakah pengertian barisan pada Buku SMP dapat diterapkan pada barisan di atas. Bila tidak dapat diterapkan, carilah pengertian barisan di buku lain yang lebih “make sense”.e.Bagaimanakah perilaku suku-suku barisan tersebut setelah suku ke-2?f.Apakah ada suku barisan yang lebih dari 2? Mengapa demikian?Barisan tersebut merupakan contoh barisan terbatas.
Kelas XII SMA/MA170ProyekKegiatan Buatlah tulisan sekitar 1 halaman berkaitan dengan barisan terbatas. Tulisanmu diantaranya berisi: contoh-contoh barisan terbatas, pengertian barisan terbatas, pengertian barisan tidak terbatas dan contoh-contohnya.2.Barisan Monotona.Perhatikan barisan bilangan real xn yang didefinisikan dengan x1 = 1, xn +1 = 14(2xn + 3) untuk semua n bilangan asli.i.Tuliskan tujuh suku pertama dari barisan tersebut.ii.Tunjukkan bahwa:1) x1 + x2 + x3 + x4 + x5 + x6 + x7.2).xn xn+1 untuk semua n bilangan asli.Barisan xn tersebut merupakan contoh barisan monoton naik.b.Perhatikan barisan bilangan real xn yang didefinisikan dengan x1 = 8, xn +1 = 12xn + 2 untuk semua n bilangan asli.i.Tuliskan tujuh suku pertama dari barisan tersebut.ii.Tunjukkan bahwa:1) x1 + x2 + x3 + x4 + x5 + x6 + x7.2)xn+1 xn+1 untuk semua n bilangan asli.Barisan xn tersebut merupakan contoh barisanmonoton turun.Barisan xn dikatakan barisan monoton apabila ia barisan monoton naik atau monoton turun.
MatematikaKurikulum 2013171ProyekKegiatan Buatlah tulisan tentang barisan mononton yang meliputi: definisi barisan monoton naik, barisan monoton turun, barisan monoton, contoh-contoh tentang barisan yang monoton dan yang tidak monoton. 3. Masalah eksistensi atau keujudan limit barisana.Amati barisan bilangan xn yang didefinisikan oleh: 12112,2,2nnxxxxx+==+=+untuk semua bilangan asli n.i.Tentukan suku ke-2, ke-3, dan ke-4 barisan tersebut.ii.Apakah barisan tersebut mempunyai suku terkecil? Sebutkan.iii.Apakah barisan tersebut mempunyai suku terbesar? Jelaskan.iv.Buatlah pendugaan (conjecture) tentang keterbatasan barisan tersebut. Apakah barisan tersebut terbatas.v.Apakah barisan tersebut naik?Barisan bilangan xn di atas yang dinyatakan dalam:2222...++++Untuk menentukan nilai bilangan tersebut, kita lakukan langkah beri nama x, lakukan operasi aljabar pada x, yakni:2222...x=++++Kemudian kuadratkan, didapat persamaan kuadrat 22xx= +, selesaikan, diperoleh x = 2.Permasalahan: apakah langkah yang telah kita lakukan tersebut benar atau valid?, jelaskan.
Kelas XII SMA/MA172b.Perhatikan barisan yn yang didefinisikan oleh: 02nknky==untuk semua bilangan cacah n.Untuk menentukan nilai bilangan tersebut, kita lakukan langkah beri nama y, lakukan operasi aljabar pada y, yakni:y = 1 + 2 + 4 + 8 + 16 + ... (*)Kalikan ke dua ruas (*) dengan 2, didapat: 2y = 2 + 4 + 8 + 16 + ...Kurangi ke dua ruas (*) dengan 1, didapat:y 1 = 2 + 4 + 8 + 16 + ...Ternyata diperoleh 2y = y – 1. Jadi y = 1. Didapat hasil yang tidak valid. Dimana letak kesalahan bernalarnya?, jelaskan.4.Teorema Keujudan limit barisan.Setiap barisan yang naik atau turun (salah satu) dan terbatas, mempunyai limit. (Bukti teorema ini diberikan pada Tahun ke-2 Perkuliahaan di Jurusan Matematika).Buktikan bahwa:a.Barisan xn pada proyek 3 di atas naik dan terbatas, sehingga keujudan bilangan tersebut dijamin oleh Teorema keujudan limit barisan.b.Barisan yn pada proyek 3 di atas adalah naik dan tidak terbatas.